Kamis, 05 November 2009

Buku Telepon

Suatu ketika di ruang kelas sekolah menengah, terlihat suatu percakapan yang menarik. Seorang guru, dengan buku di tangan, tampak menanyakan sesuatu kepada murid-muridnya di depan kelas. Sementara itu, dari mulutnya keluar sebuah pertanyaan.

"Anak-anak, kita sudah hampir memasuki saat-saat terakhir bersekolah di sini. Setelah 3 tahun, pencapaian terbesar apa yang membuatmu bahagia? Adakah hal-hal besar yang kalian peroleh selama ini?" Murid-murid tampak saling pandang. Terdengar suara lagi dari guru, "Ya,ceritakanlah satu hal terbesar yang terjadi dalam hidupmu..." Lagi-lagi semua murid saling pandang, hingga kemudian tangan guru itu menunjuk pada seorang murid.
"Nah, kamu yang berkacamata, adakah hal besar yang kamu temui?
Berbagilah dengan teman-temanmu. .."

Sesaat, terlontar sebuah cerita dari si murid, "Seminggu yang lalu,
adalah masa yang sangat besar buatku. Orangtuaku, baru saja membelikan sebuah motor, persis seperti yang aku impikan selama ini" Matanya berbinar, tangannya tampak seperti sedang menunggang sesuatu.

"Motor sport dengan lampu yang berkilat, pasti tak ada yang bisa
mengalahkan kebahagiaan itu!" Sang guru tersenyum. Tangannya menunjuk
beberapa murid lainnya. Maka,terdengarlah beragam cerita dari
murid-murid yang hadir. Ada anak yang baru saja mendapatkan sebuah
mobil. Ada pula yang baru dapat melewatkan liburan di luar negeri.
Sementara, ada murid yang bercerita tentang keberhasilannya mendaki
gunung. Semuanya bercerita tentang hal-hal besar yang mereka temui dan mereka dapatkan. Hampir semua telah bicara, hingga terdengar suara dari arah belakang.

"Pak Guru... Pak, aku belum bercerita" Rupanya, ada seorang anak di
pojok kanan yang luput dipanggil. Matanya berbinar. Mata yang sama
seperti saat anak-anak lainnya bercerita tentang kisah besar yang mereka punya. "Maaf, silahkan, ayo berbagi dengan kami semua", ujar Pak Guru kepada murid berambut lurus itu. "Apa hal terbesar yang kamu dapatkan?", Pak Guru mengulang pertanyaannya kembali.

"Keberhasilan terbesar buatku, dan juga buat keluargaku adalah... saat nama keluarga kami tercantum dalam buku telpon yang baru terbit 3 hari yang lalu" Sesaat senyap. Tak sedetik, terdengar tawa-tawa kecil yang memenuhi ruangan kelas itu. Ada yang tersenyum simpul, terkikik-kikik, bahkan tertawa terbahak mendengar cerita itu.

Dari sudut kelas, ada yang berkomentar, "Ha? aku sudah sejak lahir
menemukan nama keluargaku di buku telpon. Buku Telpon? Betapa
menyedihkan. .. Hahaha" Dari sudut lain, ada pula yang menimpali, "Apa
tak ada hal besar lain yang kamu dapat selain hal yang lumrah semacam
itu?" Lagi-lagi terdengar derai-derai tawa kecil yang masih memenuhi
ruangan.

Pak Guru berusaha menengahi situasi ini, sambil mengangkat tangan.
"Tenang sebentar anak-anak, kita belum mendengar cerita selanjutnya.
Silahkan teruskan, Nak..." Anak berambut lurus itu pun kembali angkat
bicara. "Ya. Memang itulah kebahagiaan terbesar yang pernah aku
dapatkan. Dulu, Ayahku bukanlah orang baik-baik. Karenanya, kami sering berpindah-pindah rumah. Kami tak pernah menetap, karena selalu merasa di kejar polisi"

Matanya tampak menerawang. Ada bias pantulan cermin dari kedua bola mata anak itu, dan ia melanjutkan. "Tapi, kini Ayah telah berubah. Dia telah mau menjadi Ayah yang baik buat keluargaku. Sayang, semua itu butuh waktu dan usaha. Tak pernah ada Bank dan Yayasan yang mau memberikan pinjaman modal buat bekerja.Hingga setahun lalu, ada seseorang yang rela meminjamkan modal buat Ayahku. Dan kini, Ayah berhasil.

Bukan hanya itu, Ayah juga membeli sebuah rumah kecil buat kami. Dan
kami tak perlu berpindah-pindah lagi.Tahukah kalian, apa artinya kalau nama keluargamu ada di buku telpon? Itu artinya, aku tak perlu lagi merasa takut setiap malam dibangunkan ayah untuk terus berlari. Itu artinya, aku tak perlu lagi kehilangan teman-teman yang aku sayangi.

Itu juga berarti, aku tak harus tidur di dalam mobil setiap malam yang dingin. Dan itu artinya, aku, dan juga keluargaku, adalah sama
derajatnya dengan keluarga-keluarga lainnya" Matanya kembali menerawang. Ada bulir bening yang mengalir. "Itu artinya, akan ada harapan-harapan baru yang aku dapatkan nanti..."

Kelas terdiam. Pak Guru tersenyum haru. Murid-murid tertunduk. Mereka
baru saja menyaksikan sebuah fragme tentang kehidupan. Mereka juga baru saja mendapatkan hikmah tentang pencapaian besar, dan kebahagiaan. Mereka juga belajar satu hal: "Bersyukurlah dan berbesar hatilah setiap kali mendengar keberhasilan orang lain. Sekecil apapun... Sebesar apapun"

hikmah : Keluarga itu penting!!! maka :
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu”.(At-Tahrim : 6)
anak yg mengerti akan arti keluarga...

sumber : Nurizka Prabayuni (member inspiring story III)


By Mudjhahidin eXPired
----------------------
Kehidupanku hanya UntukMu
Lanjutin Baca - Buku Telepon

Masyarakat Adalah Saksi Anda

Suatu ketika di masa Rosululloh SAW, lewatlah iring-iringan membawa jenazah lewat.

Setelah tahu siapa yang meninggal, orang-orang memuji-muji kebaikan sang jenazah ketika almarhum masih hidup .

Mendengar pujian itu , Nabi saw. bersabda: "Wajib, wajib, wajib."

Lalu lewat pula iringan jenazah lain. Ketika mereka mengenali jenazah yang kedua, orang-orang mencelanya dan menyebut keburukan-keburuhan sang jenazah ketika dia masih hidup.

Kemudian Nabi saw. bersabda:" Wajib, wajib, wajib."

Umar bin Khathab ,heran dengan ucapan Nabi SAW. Lalu beliau bertanya: " Wahai Rosul Alloh, Ada iringan jenazah lewat dan orang-orang memujinya sebagai orang baik, lalu engkau mengatakan: Wajib, wajib, wajib....Lewat pula iringan jenazah lain yang disifati sebagai orang jahat, lalu engkau mengatakan: Wajib, wajib, wajib. Apa maksud ucapan Engkau, Wahai Rosul Alloh ? "

Rasulullah saw. bersabda: " Orang yang kalian puji sebagai orang baik, maka wajib baginya surga ..

sedangkan orang yang kalian katakan sebagai jahat, maka wajib baginya neraka...

Kalian adalah para saksi Allah di bumi... Kalian adalah para saksi Allah di bumi... Kalian adalah para saksi Allah di bumi "

( Terjemahan secara bebas dari HR Muslim : 1578 )

oOo

Astaghfirulloh.. Lalu apa yang dikatakan masyarakat, teman-teman kantor kita, suami / istri, kakak , adik, orangtua kita -

Jika kita meninggal dunia hari ini ??

oOo

“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi keluhuran akhlaqnya.” (HRTirmidzi)

oOo

kirim komentar anda di wall grup ya :)


By Mudjhahidin eXPired
----------------------
Kehidupanku hanya UntukMu
Lanjutin Baca - Masyarakat Adalah Saksi Anda

Posting Terbaru