“Menyebalkan sekali perempuan ini. Ditegur sedikit sudah mengeluh.Diberi nasihat lembut-lembut, berbicara baik-baik hehhh menyebalkan sekali. Tapi kalau dibiarkan malah menjadi-jadi! Pekerjaan kita pun jadi terganggu. Bekerja dengan semangat, tak lihat kanan-kiri lagi.”
“Eh apa yang kau keluhkan ini, Fuad? Siapa yang membuatmu kesal?”
“Staff aku si Lina tuh lho. Baru ditegur sedikit, sudah mutung. Hari ini sudah tidak datang kerja. Susah memang kalau begini. Pekerjaan atasan akan terganggu.”
“Barangkali aja dia ada apaa gitu. Kamu belum tahu alasan sebenarnya sudah ngambil kesimpulan gitu aja.”
“Halllaaagh….perempuan memang kayak gitu. Kan Nabi pun bersabda bahwa perempuan itu ibarat tulang rusuk yang bengkok? Karena itu perempuan suka bikin masalah. Kalau kita luruskan, nanti patah. Kalau dibiarkan terus malah makin bengkok. Hahhhh susah..susah.”
“Jangan berbicara seperti itu, Fuad. Maksud hadist tersebut bukan seperti itu.”
“Eh, kan hadist tersesbut sudah lumrah untuk diketahui? Apa yang tak benar, Naim?”
“Maksud aku begini. Menafsirkan hadist tersebut seolah-olah perempuan itu memang Allah ciptakan sebagai satu golongan yang “disadvantage” seperti yang kamu bilang barusan seolah-olah mengatakan Allah itu berat sebelah. Padahal Allah itu Maha Adil dan Dia ciptakan lelaki dan perempuan sama saja dari segi kemampuan mereka untuk meningkatkan iman dan menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Bengkok yang disebut di dalam hadist tersebut bukan bermakna mereka itu senantiasa cenderung melakukan perkara-perkara yang tidak baik.”
“Buktinya, ketika Rasulullah Saw datang membawa ajaran Islam, baginda menaikan taraf perempuan. Mereka sebelumnya dianggap “golongan tak berguna” kemudian dijadikan “sayap kiri” masyarakat. Beliau memberika tugas-tugas yang penting kepada para perempuan, terutama bila kau m lelaki pergi berperang. Sebagai sayap kiri, tentulah mereka berperanan menyeimbangkan sayap kanan.”
“Tapi memang para perempuan itu kuat merajuk. Jenuh kita melayani mereka.”
“Merajuk bukan hanya (bisa) dilakukan perempuan saja. Para lelaki pun jago merajuk.Mungkin cara merajuk atau cara ‘protes’ itu yang tak sama. Puncak merajuk sebab iman lemah, bukan sebab jenis kelamin. Lagipula, apa salahnya kalau kita tegur perempuan dengan berlemah lembutdan hikmah. Bukankah begitu tuntunan Islam? Kalau kita marah-marah sehingga mereka protes, bukan mereka yang salah, tetapi kitalah yang salah. Barangkali saja, waktu itu kita lebih ‘bengkok’ daripada mereka!”
“Ah kamu ini. Senang betul membela perempuan.”
“Aku bukannya niat membela siapa-siapa. Aku cuma ingin meluruskan pemahaman yang tidak betul terhadap hadist tersebut.”
“Aaaa apa maksud hadist tersebut sebetulnya?”
“Perempun yang diibaratkan seperti tulang rusuk yang bengkok itu bukan bermakna satu kekurangan, tapi sebenarnya adalah satu “penyempurnaan” . Seperti halnya juga usus manusia yang berlipat-lipat dan berlingkaran itu bukanlah satu kekeliruan tetapi begitulah keadaan usus yang sempurna. Bengkoknya tulang rusuk itu karena ia bersifat `pelindung`. Ia melindungi organ-organ penting di dalam tubuh manusia seperti jantung, paru-paru, hati dan limpa. Kalau tulang kakilah yang diletakkan di dada manusia, sudah tentu ia tidak dapat berperanan sebagaimana tulang rusuk yang bengkok itu.”
“Oh begitu. Jadi bila Nabi katakan yang perempuan itu seperti tulang rusuk yang bengkok, Beliau hanyalah hendak memperlihatkan perbedaan peranan mereka dibanding lelaki?”
“Begitulah. Selain itu, maksud `tulang rusuk yang bengkok` itu ialah sifat `rahmah`. Perempuan itu sifat alaminya penyayang. Perasaannya halus. Kerana adanya sifat-sifat itu, perempuan bisa bersabar menjaga dan mengurus anak-anaknya yang beragam karakter. Mereka juga sabar dan tekun melakukan kerja-kerja rumah yang mungkin bagi kita sangat membosankan. ”
“Begitu jugalah di dalam masyarakat, perempuan sangat sesuai menjadi guru, perawat, dan apa juga bidang yang sesuai dengan kemampuannya. Oleh itu jangan coba buang sifat “bengkok” ini dari perempuan dengan memberikan mereka tugas-tugas yang tidak sesuai. Kalau tulang rusuk sudah patah, organ-organ yang penting tadi tidak akan selamat.”
“Jadi peranan mereka sebenarnya penting. Bayangkanlah betapa besar peranan dan jasa ibu yang menjaga dan mengasuh kita dari kecil hinggalah besar.”
“Hmm, betul itu Naim.”
“Sebenarnya tak ada seorangpun yang `bengkok` mengikuti tafsiran yang kamu gunakan. Bengkok atau tidaknya seorang lelaki atau perempuan itu bergantung kepada iman dan akhlaknya. Lelaki kalau tidak berusaha untuk membuang sifat-sifat yang terkeji di dalam dirinya pun akan jadi bengkok juga, malah lebih bengkok dari perempuan yang berusaha memperbaiki dirinya.”
“Baru aku sadar, akulah yang bengkok. Senang marah-marah dan tidak sabar.”
“Memang tidak sepatutnya kita lihat orang lain itu lebih `bengkok` daripada kita. Sebaliknya kita patut sentiasa merasakan yang kitalah yang lebih `bengkok` daripada semua orang lain di muka bumi ini… “
*Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan Hari Akhirat, maka janganlah menyakiti tetangganya dan hendaklah dia menjaga wanita dengan sebaik-baiknya kerana sesungguhnya mereka diciptakan daripada tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas, jika kamu berusaha untuk membetulkannya kamu akan mematahkannya, jika kamu terus biarkan begitu ia akan terus bengkok. Oleh itu terimalah amanah supaya menjaga wanita-wanita dengan baik. (Hadis riwayat al-Bukhari no: 4890)
====
Diedit ulang dari www.iluvislam.com (editor: NuurZaffan)
====